Senin, 31 Desember 2012

Locus of Control dan Sikap

Seseorang tidak terluka hatinya oleh apa yg terjadi , tetapi oleh opini yang ia ciptakan atas apa yamg terjadi ( Michel De Montaigne )

Apa itu Locus of Control ? 
Sebetulnya ini istilah keilmuan yang banyak di pakai dalam kajian Psikologi.
Secara sederhana , Locus of Control adalah persepsi seseorang tentang kenapa kenapa sesuatu terjadi pada dirinya atau kekuatan apa yang mendorong dirinya untuk melakukan sesuatu..../ person perseption of why thing happens or what force drives the behavior.

Sabtu, 08 Desember 2012

LEASA DAN MAULANI


Pada pertengahan abad ke-17, kompeni VOC menjalankan menopoli perdagangan rempah – rempah di Maluku. Untuk tujuan tersebut, maka dijalankan Pelayaran Hongi (Hongitochten) yaitu pelayaran untuk membasmi tanaman cengkih yang tidak termasuk dalam wilayah kekuasaan kompeni.
Pada waktu itu di jazirah Leitimor belum banyak ditanami pohon cengkihsehingga kapitan – kapitan di daerah ini sering dimanfaatkan kompeni untuk menjalankan pelayaran tersebut. Tindakan ini dirasakan sangat merugikan masyarakat sehingga tidak disetujui oleh orang – orang Ternate yang sebagian besar berdiam di jazirah Hoamual, Seram Barat. Akibatnya dengan bantuan Makassar, 
Raja Luhu di Hoamual melakukan perlawanan terhadap kompeni dibantu kapitan – kapitan dari Leitimor yang disebut Perang Hoamual. Di antara kapitan yang membantu kompeni adalah Latumeten dan Angkotta dari semenanjung Nusaniwe. Dalam perlawanan tersebut raja beserta para kapitan Luhu berhasil dibunuh, kecuali Kapitan Leasa ( = Lessa ) dan Maulani. Kapitan Angkotta dan Latumeten selanjutnya mengambil Leasa dan Maulani masing – masing sebagai anak angkat mereka dan bersama – sama berdiam di semenanjung Nusaniwe. 
Matarumah Maulani memiliki hubungan saudara dengan matarumah Singkery sehingga keduanya menggunakan gelar matarumah yang sama.

CERITA KENARI BONGKO

Pada waktu Salhuteru memerintah di Ukuhuri, kapitan negeri Seilale yang berasal dari Gorom bernama Pattinaelai (kelak dipermandikan dengan nama Loppies sebagai Raja Seilale) ditawan oleh kapitan matarumah Laukon bernama Nakutulaisou di negeri Kilang. Pattinaelai kemudian dibebaskan kebali ke negeri Seilale oleh seorang kapitan Seilale lainnya bernama Hurihatur (Kapitan matarumah Kailola). Hurihatur adalah tukang sunat keturunan seorang seorang imam bernama Wahit di negeri Kailolo. Kapitan Nakutulaisou kemudian datang ke Ukuhuri dan Seilale untuk melakukan perlawanan dengan kapitan Hurihatur. Ketika mendengar bahwa kapitan Nakutulaisou memasuki daerah kekuasaannya untuk melakukan perlawanan, Salhuteru sangat marah dan berjanji akan memberikan anak gadisnya kepada kapitan yang dapat membawa kepala Nakutulaisou secara utuh kepadanya. Pada waktu tiba di semenanjung Nusaniwe, Nakutulaisou bertemu dengan kapitan Hurihatur yang sedang memanjat sebuah pohon kenari yang oleh penduduk setempat disebut Kenari Bongko. Nakutulaisou meminta kenari diberikan oleh Hurihatur, tetapi ketika Hurihatur meminta pinang, Nakutulaisou memberinya di ujung parang sambil menyerang Hurihatur. Dalam perkelahian tersebut, Hurihatur berhasil memenggal kepala Nakutulaisou dan memotong lidahnya.[Peristiwa ini menyebabkan matarumah Kailola dilarang menerima sesuatu dari matarumah Laukon]. Kepala tanpa lidah tersebut, kemudian ditemukan oleh seorang kapitan bernama Oppier dan membawanya kepada Salhuteru agar dapat mengawini anak gadis kapitan tersebut. Lasanteru kemudian mengawinkan anak gadisnya dengan kapitan Oppier, tetapi ketika perkawinan tersebut hendak dilangsungkan, datanglah kapitan Hurihatur dan menceritakan kejadian yang sebenarnya bahwa yang membunuh Nakutulaisou adalah Hurihatur dan kepala Nakutulaisou yang dibawa kapitan Oppier tidak utuh karena tidak memiliki lidah. Hurihatur menyindir kapitan Oppier dengan julukan Latu Seri Poppot (de vorst die Versot is op Vrouwelijke Schaamdeleen) yang dapat diartikan sebagai Kapitan ‘Mata‘ Perempuan. Gelar ini kemudian diperpendek menjadi Latusripa yang digunakan sebagai gelar matarumah Oppier hingga saat ini. Akibat peristiwa tersebut Lasanteru dari Ukuhuri (Kelak disebut Latuhalat) menjalin hubungan persaudaraan dengan kapitan Hurihatur (Matarumah Kailola) di negeri Seilale. Latar belakang inilah yang menyebabkan kedua negeri ini mengaku sebagai “ Negeri Kembar “ dan bersepakat untuk menetap dalam suatu petuanan hingga saat ini.

SUKUN LATUHALAT

SUKUN....DiLatuhalat pohon sukun tumbuh dengan suburnya sepanjang pantai berdampingan dengan pohon kelapa yang mana kedua pohon ini menjadi nilai jual yang bagus dan sebagai bahan pangan .
Sukun bahkan dapat hidup didaerah karang dan pantai dan tahan dalam segala macam cuaca dan berumur panjang namun seiring dengan pertumbuhan penduduk serta tidak ada yang menanam pohon sukun maka yang ada sekarang pohon sukun yang sudah berumur tua serta penambangan buat tempat tempat rumah maka pohon sukun mulai berkurang.
Manfaat buah  sukun secara alami masih sebatas bahan makanan , kadang di goreng, dibakar baru dibuat sukun sirop yang  enak kalo dimakan kapan saja.

Padahal selain itu buah sukun mempunyai khasiat tambahan yang sangat baik buat kesehatan,
Kegunaan buah sukun untuk kesehatan telah dikenal sejak lama yaitu untuk mengobati berabagai macam jenis penyakit. Buah sukun (Artocarpus altilis) termasuk dalam famili Moraceae alias keluarga Mulberry, memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang lebih tinggi. Buah Sukun juga berfungsi sangat baik untuk dikonsumsi bagi penderita jantung, ginjal, diabetes serta penderita penyakit liver, selain itu Kegunaan Buah Sukun juga untuk melancarkan pencernaan serta memperkuat tulang dan gigi.

Manfaat Buah Sukun Sebagai Makanan Diet
Apabila dibandingkan dengan bahan pangan pokok lainnya, buah sukun ternyata memiliki banyak khasiat, dibandingkan dengan manfaat ubi jalar, ubi kayu, maupun kentang, buah sukun memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang lebih tinggi dan bahkan dibandingkan beras, kandungan karbohidrat sukun terbilang setara, namun kalori sukun sangat rendah, sehingga cocok sebagai menu diet yang sehat.
Kandungan Buah Sukun
Menurut penelitian Kandungan buah sukun juga terbilang tinggi, baik mineralnya maupun kandungan vitaminnya dan juga mengandung banyak unsur fitokimia yang sangat penting bagi tubuh, terutama dari beberapa jenis asam amino esensial, seperti isoleusin, methionin, lysine, histidine, tryptophan, serta valin.

Bukan hanya buahnya yang berguna, namun daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan obat untuk pengobatan ginjal. Cara pembuatannya sebagai berikut :
Pertama, siapkan tiga lembar daun yang berwarna hijau tua, namun masih menempel di dahan. Kemudian cuci bersih pada air mengalir. Selanjutnya dirajang lalu jemur sampai kering.
Selanjutnya, Siapkan pula wadah lalu isi dengan air bersih dua liter. Usahakan wadah tersebut terbuat dari gerabah tanah liat, tapi jika pun tak ada bisa juga memakai panci stainless steel. Masukkan dedaunan kering itu lalu dimasak sampai mendidih, sisakan air tersebut sampai volumenya tinggal separuh. Selanjutnya, tambahkan air bersih satu liter, dan didihkan lagi sampai separuh.
Saringlah rebusan daun sukun itu. Air rebusan akan berwarna merah, seperti warna air teh. Rasanya juga cukup pahit.
Minumlah saat hangat, tak boleh disisakan untuk kesesokan harinya. Demikian lakukan seterusnya hingga sembuh.
Agar lebih efektif dalam pengolahan lakukan cara berikut, siapkan lembar daun hijau tua sebanyak 3 x 7 = 21 lembar. Proses selanjutnya persis seperti cara di atas, sehingga kita punya sejumlah rajangan daun sukun kering, tapi dibagi-bagi menjadi tujuh bungkus. Tiap hari ambil sebungkus, rebus, saring, dan minum. Jika Anda termasuk tak tahan pahit, bisa ditambahkan sedikit madu setiap kali minum.



Demikian yang info tentang sukun mungkin sewaku waktu kalo katong  ke Latuhalat ada musim sukun biasanya tuan rumah suka memberikan sukun sebagai oleh oleh namun sebelumnya di suguhi sukun goreng.

BATU BICARA

Namalatu oh tempat yang indah dan menawan .
Banyak  orang yang datang melepas penat dan menikmati keindahannya, dan tak lupa duduk di batu bicara sambil menikmati butiran ombak yang pecah di badan  karang hancur di kerikil yang putih.
Pada awal abad ke -16 datanglah seorang kapitan Seram yang sangat kuat dari Tanjung Sial bernama Lasanteru (= Tiga insan). Ia datang ke Ukuhuri dan singgah di sebuah labuhan yang disebut Namalatu ( = Labuhan Raja). Lasanteru bertemu dengan lima kapitan yang telah mendahuluinya yakni Oppier (Soa Latu), Lekatompessy (Soa Tomahuat), Latumeten (Soa Tehuwani), Risakotta (Soa Papala) serta Narua (Soa Tutuwarong) dan melakukan perundingan pada suatu tempat bernama Hatulebesou ( = Batu Bicara ). Dalam pertemuan tersebut Lasanteru dipilih menjadi pemimpin semua kapitan di Ukuhuri dengan gelar Latuhalat (= Raja di Bagian Barat ), sedangkan Latumeten hanya memimpin kampung Tupa yang didirikannya. Lasanteru selanjutnya mengangkat Oppier bersama Latumeten sebagai malessy (ondelbevelhebbers)-nya untuk berperang guna melepaskan diri dari pengaruh negeri Nusaniwe. Lasanteru kemudian membangun sebuah benteng pertahanan yang bernama Benteng Lebe yang terletak pada suatu tempat agak ke bukit dari pantai Namalatu yang disebut Sama Tohi. Di tempat ini Lasanteru menetap dan namanya diubah menjadi Salhuteru dengan gelar Upu Latu Jorusana yang kelak menurunkan matarumah raja di negeri Latuhalat.

HATUHOAT / BATUHOAT

Katong yang di Latuhalat khususnya  yang tinggal di Ukuhuri , Omputty Dan Tupa sangat  mengenal Hatuhoat atau biasa di katakan Batuhoat yang mana terletak  di pantai Malulang atau lurus saja dari baeleo ke pantai distu akan kelihatan Hatuhoat / batuhoat ketika aer meti.
Ceritanya berawal  ketika kepulauan Banda terdapat sebuah pemerintahan bernama petuanan Rum yang berada di bawah kekuasaan kerajaan Sahulau di pulau Seram. Petuanan ini dikuasai oleh seorang latupatih yang berkedudukan di ibukota Lautaka. Karena pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, maka Latupatih memerintahkan sebagian penduduknya berpindah ke pulau Jawa di bawah pimpinan puteranya yang sangat sakti dan memiliki kulit agak gelap sehingga dijuluki Latumeten ( = Raja hitam ). Rombongan dari petuanan Rum selanjutnya menetap di pulau Jawa, tepatnya di kerajaan Kahuripan. Pada waktu pengaruh Islam masuk ke pulau Jawa, rombongan Latumeten menolak ajaran tersebut dan memutuskan untuk kembali ke tanah asal mereka di kerajaan Sahulau. Rombongan Latumeten kemudian meninggalkan pulau Jawa menuju ke pulau Seram dan singgah di Waeputih (belakang tanjung Sial/Hoamual). Setelah melalui Hatusua, rombongan melanjutkan perjalanan ke pulau Ambon dan singgah di negeri Ureng. Setelah melalui beberapa negeri di pulau Ambon seperti Rumahtiga, Passo,Suli, Hutumuri, Halong dan Soya, mereka akhirnya singgah di pantai Ukuhuri, tepatnya di sebuah labuhan yanmg bernama Malulang, dimana perahu yang mereka tumpangi menjelma menjadi sebuah batu yang disebut Hatuhoat (= Batu perahu ). Perjalanan rombongan Latumeten dari suatu tempat ke tempat lain menyebabkan mereka dijuluki Tarinusa ( = Cari pulau ). Konon rombongan Latumeten dipimpin oleh seorang kapitan bernama Sakitawan. Di dalam rombongan tersebut terdapat seorang kapitan lain bernama Sulaiman. Kapitan ini memiliki warna kulit agak terang sehingga dijuluki Latuputty ( = Raja putih ). [Sumber lain bahwa Latuputty berhubungan saudara dengan Latupapua dari negeri Kilang]. Rombongan Latumeten kemudian mendirikan sebuah perkampungan yang bernama Tupa, tepatnya di suatu aliran air yang disebut Wairissa (= Air permusuhan) sambil mengintip kapitan Bontuwawa di benteng Amanlanite. Di tempat inilah mereka menetap dan menurunkan matarumah Latumeten hingga saat ini. Beberapa hari kemudian datanglah seorang kapitan Seram dari Hoamual dengan menggunakan sebuah gusepa/perahu yang bernama Lessy dengan gelar Satumalay. Sebelum melakukan perjalanan ke Tupa, kapitan ini berlayar dengan menggunakan buah hutung sehingga pada lahuhan tempat singgahnya tumbuh sebuah pohon hutung hingga saat ini. Kapitan Latumeten kemudian mengangkat Lessy sebagai anak angkatnya untuk melakukan perlawanan terhadap orang – orang Paupeealanit di benteng Amanlanite.

Minggu, 02 Desember 2012

AIR WAIMATANG & PAKU PAYUNG

Dari pulau Jawa datanglah beberapa kapitan yang menurunkan matarumah Mahulette . Dahulu daerah perbukitan semenanjung Nusaniwe banyak ditumbuhi alang – alang / ilalang. Leluhur matarumah ini menyangka alang – alang tersebut sebagai tanaman padi (tanaman pengenal suku Jawa) sehingga mereka menuju ke pantai utara semenanjung ini. 
Dalam perjalanan mereka membawa air yang diisi dalam ruas bambu dan sebuah payung untuk melindungi mereka dari terik matahari. Pada waktu singgah di semenanjung Nusaniwe, saudara mereka yang bungsu melanjutkan perjalanan ke Hitu. 
Sebelum berpisah mereka menanam bambu berisi air yang dibawa mereka Bambu berisi air tersebut kemudian menjelma menjadi sebuah mata air bernama Wewai di labuhan persinggahan mereka. Rombongan Mahulette kemudian melanjutkan perjalanan ke Ukuhuri dan Soapapala, sedangkan saudara mereka yang bungsu dengan menggunakan perahu berlayar menurunkan matarumah ini di bagian belakang jazirah Leihitu. Ketika rombongan ini tiba di pedalaman Ukuhuri mereka beristirahat dan melakukan makan bersama tetapi tidak menemukan sumber air. 
Payung yang dibawa mereka dalam perjalanan kemudian ditusuk ke dalam tanah dan mengalir sebuah mata air bernama Wermatan. Payung tersebut kemudian menjelma menjadi serumpun pohon paku berbentuk payung di sekitar mata air ini. Setelah melakukan makan bersama sebagian dari mereka melanjutkan perjalanan ke Soapapala. Kedatangan matarumah ini berhubungan dengan labah – labah sehingga mereka dijuluki Hahulawa.

TEHUPURING DAN GURITA


ADA SEBUAH KISAH YANG UNIK DIMANA MARGA  TEHUPURING TIDAK MENGKOMSUMSI GURITA,
BERAWAL DARI  NEGERI HOAMUAL DI SERAM BARAT, KARENA MEMATAHKAN SALIB EMAS RAJA NEGERI IHA AKHIRNYA KAPITAN TEHUPURING MELARIKAN DIRI DENGAN MENGGUNAKAN SEBUAH PERAHU AKHIRNYA IA TIBA DI SEMENANJUNG NUSANIWE.
DALAM PELARIANNYA KAPITAN TEHUPURING  MENGAMBIL GURITA SEBAGAI BEKAL .
PERJALANAN YANG BEGITU MELELAHKAN DITAMBAH DENGAN CUACA YANG KURANG BAGUS SERTA BADAI YANG BESAR MEMBUAT PELITA SERTA OBOR TIDAK DAPAT DIGUNAKAN KAPITAN TEHUPURING KAGET KETIKA GURITA YANG HENDAK DI POTONG BISA MENGEKLUARKAN CAHAYA SEBAGAI PENERANG AKHIRNYA NIAT MAKAN GURITA DIGANTI SEBUAH PANTANGAN TIDAK AKAN LAGI MAKAN GURITA.
AKHIRNYA SETELAH PERJALANAN YANG SANGAT MELELAHKAN TIBALAH KAPITAN TEHUPURING DIPANTAI SEILALE. KAPITAN TEHUPURING UNTUK SESAAT TERKEJUT KARENA ADA BEBERAPA EKOR ANJING YANG MENYAMBUT DIA NAMUN TIDAK MENGIGITNYA DAN DALAM KETIDAKBERDAYAAN TERNYATA ANJING ANJING ITU MEMBAWA MAKANAN UNTUKNYA PERILAKU ANJING ANJING TERSEBUT MEMBUAT TUANNYA CURIGA YAITU KAPITAN MANTULAMETEN SEHINGGA KAPITAN MANTULAMETEN BERUSAHA MEMBUAT PERHITUNGAN SAMA KAPITAN TEHUPURING NAMUN SEBELUM NIATNYA TERLAKSANA KAPITAN hURIHATUR (KAPITAN MATARUMAH KAILOLA ) TELAH BERTEMU KAPITAN TEHUPURING AKHIRNYA SAMA KAPITAN HURIHATUR DIDAMAIKAN, AKHIRNYA TEHUPURING MENETAP DI SEILALE DAN DIANGKAT SEBAGAI TUKANG BAILEO DAN KEPALA RUMAH IBADAT.
SEIRING DAN PERKEMBANGAN TEHUPURING MENYEBAR DAN TINGGAL SEPERTI DIUKUHURI DAN WAIMAHU

PULAU PENYU


Kapitan Latumeten sangat gusar dan marah ketika mendengar bahwa kapitan Lasanteru telah dipilih untuk mnjadi pimpinan untuk semua kapitan di ukuhuri.
Berangkatlah kapitan latumeten ke pantai namalatu , ketika sampai di pantai namalatu dengan kegusarannya dia menendang beberapa batuke arah laut, tetapi anehnya batu batu tersebut tidak tenggelam namun hanyut di bawa arus hingga sampai diperaiaran laut banda dan menyatu menjelma menjadi beberapa buah pulau diantaranya pulau penyu dan lucipara,hal inilah yg menjadi dasar mengapa pulau pulau tersebut memiliki hubungan dengan pemerintahan kapitan2 latuhalat.
Dan suatu saat ketika orang orang buton/binungku berlayar dan singgah di pulau tersebut ternyata di ketahui bahwa pulau itu telah ada yg punya namun yang istimewa dipulau itu banyak sekali terdapat teteruga/penyu yang mempunyai nilai jual yang tinggi namun hanya bisa diambil pada waktu2 tertentu untuk mendapatkan ijin berangkatlah mereka ke kapitan latumeten di tanjung nusaniwe tepatnya dibawa bulu pemali berserta ayam putih dan ramuan sirih-pinang sebagai syarat untuk dapat mengambil hasil dipulau2 tersebut.
Demikianlah hikayat mengapa pulau tujuh memiliki hubungan dengan latuhalat

Jumat, 23 November 2012

KISAH WONG JAWA PEDAGANG SAYUR

Ini mungkin agak membuat beta agak terkejut ketika pulang vakansi di ambon Des 2011.
Muri itu kampung  .beta punya tempat tinggal di bawah gunung plakman seperti di ketahui pada saat itu di ambon bulan nopember baru saja meletus kerusuhan di dalam kota namun hal ini tidak menyurutkan langkah pedagang pedagang dari jawa untuk menjual dagangan di daerah latuhalat seperti tertera di foto ini adalah pedagang sayur yang berasal dari jawa timur tepatnya dari trenggalek.
ini sekaligus menyatakan bahwa latuhalat memang aman bagi siapa pun masuk di kampung latuhalat.

HARAPAN ANAK NEGERI LATUHALAT

Latuhalat dengan jumblah penduduk serta jumblah kampung yang begitu banyak mempunyai aset serta sebagai daerah pendukung bagi kelangsungan pembangaunan di kota ambon .
Justru dengan jumblah penduduk yang begitu banyak Negeri Latuhalat 3 orang anak negeri yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat  Daerah Maluku ketiga orang itu adalah Saudara Denny lekatompessy , Saudara Jusuf latumeten dan Saudara Ayub Leasa. mungkin ini sebagai suatu kemajuan yang begitu pesat dan berkat  Tete manis sehingga di Kecamatan Nusaniwe Latuhalat bisa menampatkan 3 orang warganya duduk sebagai annggota dewan ,dengan adanya wakil rakyat berjumblah 3 orang semakin mudah  bagi warga latuhalat bisa menyampaikan aspirasi menyangkut masalah masalah yang dihadapi warga, mengingat ketiga saudara diangkat oleh masyarakat untuk menyuarakan aspirasi masyarakat sebagai suatu contoh :  Bidang Pendidikan yang menyangkut biaya pendaftaran masuk sekolah baik itu untuk SD, SLTP maupun SMU mungkin bisa pantau wajar apa tidak wajar biaya biaya yang di patok oleh setiap kepala sekolah serta komite sekolah . 
Bidang Pemerintahan yang menyangkut peranan dan tanggung jawab moril serta tugas pelaksana desa dalam hal ini Baparaja serta staf stafnya  tranparan dalam mengelolah  sumber sumber dana serta subsidi yang terima oleh pemerintah desa kiranya dapat di pantau serta di ketahui oleh masyarakat mengingat diera demokrasi seperti yang di butuhkan adalah suatu tansparan dalam mengelolah dana 
Bidang Perikanan untuk di ketahui masyarakan latruhalat dengan latar belakang sebagai nelayan sangat membutuhkan bantuan berupa rumpon yang mana dengan adanya rumpon sekaligus bisa meningkatkan sumber pendapatan para nelayan justru itu munhgkin melalui dialog dengan pihak pihak terkait masyarakat bisa memperoleh 2 atau 3 rumpon.
Demikian ini dulu  suara dari kami masyarakat bisa di dengar oleh saudara anggota dewan bertiga dan semoga harapan yang sudah diberikan tidak sia sia. selamat berjuang memajukan negeri latuhalat yang manise. Tuhan Berkati

CERITA BULU PAMALI


Pada zaman dulu ada seorang lelaki yang pekerjaanya mencari kayu bakar di hutan. Suatu ketika dengan menggunakan perahu ia tiba di pantai Latuhalat. Tepatnya di ujung tanjung Latuhalat, Dusun Waimahu kemudian ia berjalan mendaki bukit, menuruni lembah naik dan sampailah ia di puncak gunung lalu ia mencari kayu-kayu di situ. Ketika matahari mulai terbenam lalu ia beristirahat, ia hendak menuruni lembah menuju ke pantai. Tetapi hari sudah malam, maka ia menggambil keputusan untuk bermalam di situ.
Kemudian ia melihat-lihat dan matanya tertuju disuatu tempat yang sangat bersih. Malam itu bulan purnama cahayanya terang-menerang menerangi tempat itu. Ia hendak tidur tetapi ia belum dapat memejamkan mata, ia diganggu binatang-binatang kecil antara lain, agas, nyamuk dan ular. Tiba-tiba seekor ular datang menelanya kemudian memuntahkanya kembali tiba-tiba bunyi gemuruh seakan-akan membelah bumi ini, ia menjadi takut dan merinding bulu romanya.
Saat itu pula berdirilah seorang bapak tua, yang tinggi dan berbadan besar. Dan ia sempat menoleh kebelakang ia melihat hanya satu mata pohon bulu tumbuh di tempat itu. Dengan kemarahanya bapak tua itu bertanya ”Hai anak muda, siapa namamu dan dari mana asalmu?” Lelaki itu menjawab, Saya bernama Yongker, asal dari manipa dan tinggal di benteng. Bapak tua itu kembali bertanya, mengapa kamu memasuki petuananku dan merusak hutan-hutan yang ada di daerahku? Maka dengan takut dan gemetar Yongker bersembah sujud didepan bapak tua, dan bertanya ”Bapak ampunilah dan kasihilah saya, saya ini tak beribu, tak berayah, pekerjaanku sehari-hari mencari kayu di hutan, dijual demi kebutuhan hidup saya.
Maka terkeraklah hati pak tua, dengan penuh kasih sayang ia bertanya apa yang kamu mau? Yongker menjawab; apa saja yang bapak berikan saya menerimanya. Maka tiba-tiba bapak tua itu mengambil sepotong bulu kemudian menikam Yongker dari ujung kepala sampai ke ujung kaki dan bulu itu di cabut kembali, saat itu mendapat kekuatan baru karena sudah di bekali dengan ilmu kekebalan tubuh dari pak tua, untuk menjaga diri dari binatang-binatang buas, dan orang-orang jahat.
Tiba-tiba ia menoleh ke belakang ia melihat satu pohon mata bulu berdiri tegak dan tujuh helai daun bulu itu terlepas dari tangkainya. Tetapi daun itu tidak jatuh di bawah pohon bulu itu namun ditiup angin dan tujuh helai daun itu bertebrangan dan jatuh di tengah-tengah laut dan tiba-tiba daun-daun itu berubah menjadi tujuh buah pulau kecil, yang kini disebut orang pulau tujuh. Tiba-tiba pohon bulu itu hilang bersamaan dengan menghilangnya bapak tua itu.
Dengan demikian tempat dimana Yongker beristirahat tetap bersih sampai saat ini. Penduduk desa Latuhalat khususnya dusun Waimahu menganggap tempat ini tempat yang keramat, dan pohon bulu itu di kenal dengan nama ”Bulu Pamali’’. Karena tumbuh dan hilangnya mata bulu itu secara misterius. Mata bulu itu dapat muncul sewakru-waktu dan dapat dilihat oleh orang-orang tertentu yaitu orang-orang yang mempunyai petuanan di situ. Inilah kisah tentang ”Bulu Pamali’’. Dari cerita ini saya mau bilang untuk kita semua bahwa bambu atau bulu mempunyai banyak kegunaan antara lain;
  1. Bagi penduduk Latuhalat mereka mengelola bambu menjadi bubu sebagai alat penangkap ikan
  2. Bambu yang masih muda dapat dijadikan tali alami.
  3. Bambu dapat dijadikan alat musik tradisional.
  4. Tunas bambu atau dikenal dengan nama rebung dapat di jadikan sayur.
Saya juga ingin pesankan kepada kita semua
  • Jangan kita memasuki petuanan orang lain tanpa seizin yang empunya.
Marilah kita menjaga dan melestarikan hutan dan lingkungan sekitar agar tetap aman, sehat, rapih, dan indah, atau dikenal dengan sebutan ASRI.

PELA NEGERI LATUHALAT DAN NEGERI ALLANG

Pela diantara Negeri Latuhalat dan Negeri Alang , ini satu pela yang tertua diseluruh Maluku ; sebab pela ini terjadi sebelum orang2 Portogal dan Belanda menduduki Maluku ; selagi Maluku ada dibawah keperintahan Hindu2.

:"Pokoknya sehingga menjadi Pela "

Pada satu ketika ada seorang anak keturunan Bangsawan dari Negeri Alang , yang bernama Huwae Lili Tupa berjalan dengan orang pengikutnya berburu atau menyumpit burung dan bertamasyah di sekitar pulau Ambon.

Tiba-tiba anak Bangsawan Alang itu sampai ke Latuhalat , dan berjalan dipesisir pantai Malulang ; pada ketika itu anak Bangsawan Alang atau Huwae Lili Tupa ini , melihat ada seorang anak gadis yang cantik lagi elok parasnya ; sehingga anak Bangsawan ini menaruh kecintaan terhadap anak gadis tersebut.

Sesudah anak Bangsawan ini pulang ( kembali ke Alang ) maka ia disambut oleh ibu dan bapaknya sambil menanya apa hasilnya dalam perburuhannya dan apa yang ia dapat dalam perjalanannya itu. Maka anak Bangsawan itu , memberitahukan kepada ibu dan bapanya ; bahwa ia telah melihat seorang anak gadis yang cantik dan elok parasnya : di negeri Latuhalat sambil ia bermohon ; supaya ibu dan bapanya mau datang ke Latuhalat , meminangkan anak gadis itu untuk menjadi istrinya yang chats.

Ketika ibu dan bapak anak Bangsawan itu , mendengar permintaan anaknya mereka , maka ibu dan bapak bersetujuh untuk datang ke Latuhalat mintah anak gadis itu untuk menjadi isteri bagi anaknya. Tidak lama lagi ibu dan bapaknya menghimpunkan segala segala kaum keluarganya serta orang2 Bangsawan Alang sambil memberi tahuka maksud dan tujuhan dari anak tersebut bagi mereka ; setelah kaum keluarga dan Bangsawan -bangsawan Alang mendengar maksud dan tujuhan dari anak itu maka mereka bersetujuh dengan maksud dari anak itu.

Dengan tidak lama lagi , maka datanglah ibu dan bapanya dengan beberapa orang2 Bangsawan Alang untuk bertemu dengan orang tua dari anak gadis itu ; setelah kabar ini di dengar oleh orang tuanya anak gadis itu , maka sebentar juga mereka memanggil orang Bangsawan Latuhalat berkumpul dirumah anak gadis itu untuk menantikan tamu Agung itu. Setelah orang tua dari anak Bangsawan dan orang2 Bangsawan Alang tibah di Malulang dirumah anak gadis itu , maka mereka bersalam-salaman satu dengan yang lain , sebagai Adat Istiadat yang dipakai di Maluku ; sesudah itu tamu Agung tersebut , disalahkan masuk ; seraya diberi tempat duduk bagi masing-masing tetamunya.

Sesudah mereka duduk . maka mereka diberi keluasan untuk memberitahukan maksud dan tujuhan ; kedatangan mereka itu , untuk didengan oleh orang tua dari anak gadis itu ,beserta orang2 Bangsawan Latuhalat tersebut. Maka mulailah mereka sampai maksud dan tujuhan mereka bahwa kedatangan mereka itu tidak lain dan tidak bukan hanya untuk meminang anak gadis itu , untuk menjadi isteri dari ananknya yang bernama HUWAE LILI TUPA ; setelah sudah ibu dan bapa anak gadis iru dengar ; beserta Bangsawan 2 yang ada disitu ; maka mereka mengambulkan permintaan ibu , bapa dan orang2 Bangsawan Alang tersebut . Sesudahnya mereka menerima permintah dari orang tua2 dan orang2 Bangsawan Alang itu , maka ditentukan hari perkawinan kedua anak itu yang akan dilangsungnya.

Sesudah selesai segala perundingannya diantara orang2 tua2 dam orang Bangsawan2 dari kedua belah fihak , maka orang tua dan orang2 Bangsawan Alang itu , bermohon untuk mereka undurkan diri dan kembali ke Alang ;permintaan ini diterima oleh orang tua anak gadis tersebut berserta orang2 Bangsawan yang hadir disitu.

Sepeninggalnya tamu2 agung itu , maka moyang Sakti Tawan mencurahkan perasahannya bagi orang tua anak gadis itu dan orang2 yang berada disitu ; bahwa moyang Sakti Tawan enggang hatinya untuk berikan anak gadis itu untuk menjadi isteri dari anak Bangsawan Alang. Serta didengar oleh orang tua dari anak gadis itu serta orang2 Bangsawan tersebut , maka mereka merasa malu kepada orang tua dan Bangsawan2 Alang ; lalu moyang Sakti Tawan menyampaikan maksudnya : "Bahwa ia bermaksud untuk buat satu patung ( boneka ) yang sepadam dan serupa dengan anak gadis itu ; untuk diserahkan menjadi isteri dari anak Bangsawan Alang ( Huwae Llili Tupa ) tersebut ":

Sesudah mereka mendengar maksud dari moyang Sakti Tawan ini , maka mereka bersetujuh; setelah moyang Skati Tawan mendengar yang merea bersetujuh dengan maksudya maka moyang Sakti Tawan telah memberi perintah kepada hamba2nya pergi tebang sebatang pohon sagu yang ada didalam dusun Waaipuang ; lalu belah batang sagu itu dan ambil isi batang sagu itu yang di bilang Meor ; bawah datang kepada moyang Sakti Tawan.

Ketika hamba2nya membawa isi batang sagu itu datang dan diserahkan kepada moyang Sakti Tawan , maka mulailah moyang Sakti Tawan ukirkan hati batang sagu itu sehingga serupa dan sepadam dengan anak gadis tersebut. Patung ( boneka ) itu bisa berjalan bisa duduk minim rokok bisa bikin muka tersenyum ; tetapi tidah bisa bicara.

Sekarang moyang Sakti Tawan memerintah hamba2nya lagi untuk pergi potong kayu2 untuk dibuat satu Arangbai supaya manakala datangnya hari yang sudah ditentukan untuk anak gadis itu harus keluar dari Latuhalat datang ke Alang , maka Patung ( boneka ) itu harus naik di Arangbai yang dibuat oleh moyang Sakti Tawan itu.Sesudah Patung dan Arangbai itu sudah selesai . maka ada salah seorang bertanya moyang Sakti Tawan begini: " Apa Upu punya Arangbai itu sudah betul ?lalu moyang Sakti Tawan periksa Arangbai itu lagi ; maka moyang Sakti Tawan lihat ada kurang satu lolang dinunas bahagian belakang : terus moyang Sakti Tawan bilang buat itu orang , bahwa mulai dari hari ini Upu dan turunan Upu bernama SOPLANTILA yang artinya Mata Suanggi " :.

Setelah tibah waktu dan harinya untuk datang dalam nikahnya ; maka datanglah orang tua dari anak Bangsawan Alang yang diiring oleh berapa orang Bangsawan datang dengan Arangbai ke Latuhalat dan singga di pelabuhan Malulang tempat kediaman anak gadis itu.

Sesudah mereka sampai di Malulang , maka mereka disambut oleh orang tua daru gadis tersebut , dengan beberapa orang Bangsawan juga ; dengan riu rendah sebagai kebiasan ; menurut ada istiadat dari tiap2 negeri di Maluku. Sesudah itu , Arangbai yang disediah untuk anak gadis itupun telah telah tersediah dengan orang2 yang harus menghentar anak gadis itu datang ke Alang ; dan sebelum mereka bermohon untuk kembali ke Alang , maka moyang Sakti Tawan telah menungjuk seorang dayang yang kena di percayai duduk bersama-sama dengan gadis itu didalam Ten dari Arangbai itu ; sambil moyang Sakti Tawan telah memberi perintah bagu dayang itu begini :" Bahwa jikalau mereka sudah sampai di tanjung yang bernama Hattu dan lihat kalau patung ( boneka ) itu tunduk mukanya kedalam laut , maka dayang itu harus angkat dari pantat Patung itu buang kedalam air jangan tinggal sampai datang ke Alang": .

Kebetulan sesampai mereka di tanjung Nama Hattu itu , maka dengan segra Patung ( boneka ) itu tunduk mukanya kedalam air laut ; pada ketika itu juga dayang itu mengerjakanperintah dari moyang Sakti Tawan itu , terus Patung ( boneka )itu jatuh kedalam laut dan tenggelam ; lalu dayang itu berteriak dengan suara yang keras dan terkejut , bahwa tuan Puteri sudah tenggelam ; ketika anak Bangsawan ( HUWAE LILI TUPA ) ini mendengar yang isterinya telah tenggelam , maka dengan tidak ragu-ragu lagi ia terjun dirinya untuk menolong isterinya itu.

Tetapi sayang dibalik sayang ; bahwa ia tidak mendapat isterinya yang tenggelamg itu ; melainkan tubuh anak Bangsawan ( HUWAE LILI TUPA ) itu telah berobah menjadi Buaya. Sedang pada waktu itu yag sama itu juga , anak gadis yang bersembunyikan dirinya diatas solder di Malulangpun tubuhnya berobah menjadi Buaya tembaga yang ada sampai pada saat ini didalam Mata Rumah yang sekarang pakai Fam Lekatompessy.

Sesudah tiga hari lamanya baharu Patung ( boneka ) itu terdampar dimuka pelabuhan LELIBOY . Ketika orang Leliboy mendapat Patung ( boneka ) itu ; lalu orang Leliboy bilang begini :" Bahwa Alang mata buta kawin MEOR disangka orang.

Dengan keadaan yang terjadi ini , maka datanglah orang tua orang2 Bangsawan Alang ke Latuhalat untuk mengangkat satu perjanjian persaudaraan yang dibilang Pela antara NEGERI LATUHALAT dan NEGERI ALANG. Dengan perjanjian-perjanjian seperti berikut:" Segala anak2 cucu dari Alang dan Latuhalat mau masuk dan keluar tidak boleh kawin mengawin satu dengan yang lain ; siapa anak2cucu yang melanggar perjanjian ini , ia akan mati ; jikalau anak laki2 yang langgar perjanjian ini , mau dari Latuhalat maupun dari Alang dan dia harus mati.

Pela antara Alang dan Latuhalat ini terjadi sebelum Lekatompessy memakai nama Lekatompessy melainkan ada memakai nama Latumeten ; sebab ini ada adik yang bungsu dari moyang Sakti Tawan , Pela ini terjadi kira2 pada tahun 1356 sebelum Portogal dan Belanda menduduki Maluku ; oleh sebab itu dibilang Latumeten tukang dan Lekatompessy pariaman . Inilah ada hikayat dari Pela Alang dan Latuhalat. 

Kamis, 01 November 2012

Selayang Pandang Negeri Latuhalat

KONDISI GEOGRAFIS
Secara geografis, Negeri Latuhalat berbatasan sebalah timur dengan Negeri Nusaniwe, sebelah utara dengan teluk Ambon luar, serta sebelah barat dan selatan dengan perairan laut Banda. Bukit tertinggi di Latuhalat adalah Gunung Kapal. Negeri Latuhalat memiliki sejumlah pantai yang sangat indah dan merupakan daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Ambon. Pantai – pantai tersebut antara lain Pantai Namalatu, panatai Lelisa, Pantai Mangewangila dan Batu Konde di ujung Tanjung Nusaniwe. Tanaman yang dominan adalah kelapa, pisang dan sebagainya.


HIKAYAT NEGERI LATUHALAT

1. KAMPUNG BANJIR
Di ujung barat jazirah Leitimor yang banyak ditumbuhi pohon kelapa, datanglah seorang kapitan dari Tuban yang mendirikan Negeri Nusaniwe ( = Pulau Kelapa ).

Pada mulanya kapitan ini berdiam di sebuah kampung kecil yang jarang ditumbuhi pepohonan sehingga disebut Eri ( = gundul ). Dengan menggunakan parang, kapitan ini membuat sebuah jalan ke selatan dan mendirikan sebuah perkampungan (uku 1) yang sering dilanda banjir sehingga disebut Ukuhener ( = Kampung Banjir ). Atas usahanya, maka kapitan Tuban ini dijuluki Lopulalan ( Lopu = parang ; Lalan = jalan ) yang menurunkan matarumah raja di negeri Nusaniwe. Lopulalan kemudian menjadikan Ukuhener sebagai pusat kekuasaannya sehingga ia juga dijuluki Latuwaihenna (= Raja di Negeri Berair ). Lopulalan menanamkan kekuasaan tunggalnya di negeri Nusaniwe hingga kedatangan bangsa barat ke pulau Ambon, dimana pada tahun 1538 salah seorang keturunanya yang bernama Sinapati dipermandikan dengan nama babtis de Soiza yang merupakan raja Kristen pertama di Jazirah Leitimor.

@ daftar pustaka by Ferymon

TIMBA LAOR

PANTAI  NAMALATU  LATUHALAT


Timba Laor

Laor adalah sebuatan untuk cacing laut yang biasa dikonsumsi orang Ambon. Istilah ini mula2 digunakan orang di Leitimor pulau Ambon, terutama orang2 di semenanjung Nusaniwe (Rumphius, 1705). Di Ternate disebut Wawo, sedangkan di Banda disebut Oelo (Uli), Di Hitu dan Saparua di sebut Melaten, Di Sumba biasa dong bilang Nyale. Laor pung nama ilmiah : Lysidice oelo Horst. Horst adalah peneliti dalam ekspedisi Siboga yang pernah melakukan penelitian tentang Laor. Laor biasa muncul bulan Maret/ April karena pengaruh siklus bulan dan matahari. Hewan ini biasa hidup di karang2 jadi kalo pigi timba laor biasa di atas karang atau dilaut terbuka. Alat yang digunakan voor timba laor biasanya Siru-siru atau tanggo sedangkan alat penerang berupa obor atau lampu petromaks. Laor paling suka cahaya yang terang makanya kalo pigi timba laor harus pake alat penerang supaya akang muncul. Kalo pergi timba laor seng boleh baribot nanti laor masuk ke lobang karang. Sebaiknya bawa perempuan2 yang belum kawin karena laor suka dengan gadis2 (Rumphius, 1705), Maklum...laor muncul ke permukaan air oleh karena musim kawin. Tempat2 yang biasa ramai di Ambon kalo musim timba laor adalah pantai Airlow, dan beberapa sepanjang pantai Latuhalat. Timba Laor merupakan atraksi wisata yang cukup terkenal di Latuhalat pada bulan Maret/April. Laor memiliki kandungan protein kurang lebih 3x dibanding protein ikan dan mengandung vitamin tertentu, misalnya B 12 (Radjawane, 1982)..makanya laor sangat baik untuk dikonsumsikan.

Sejarah Negeri Latuhalat

SEJARAH NEGERI LATUHALAT

SEJARAH TERBENTUKNYA NEGERI LATUHALAT
Dahulu negeri-negeri di semenanjung Nusaniwe berada dalam suatu persekutuan yang disebut Uli Nusaniwe. Uli ini dipimpin oleh seorang raja bergelar Lopulalan. Selain raja Lopulalan terdapat juga terdapat juga pemimimpin-pemimpin lain dalam Uli Nusaniwe sehingga membentuk Pemerintahan Empat Perdana Nusaniwe dengan Uku/Soa (kampung) yang dipimpinnya sebagai berikut :
1.Ukuhener di sekitar bukit Amanila dipimpin oleh seorang Raja dari Tuban bergelar Lopulalan


2.Ukuhuri di sekitar labuhan Namalatu dipimpin oleh Orang Kaya dari Seraml bergelar Latuhalat
3.Seilale di sekitar dataran Namasula dipimpin oleh seorang Patih dari Gorom bergelar Pattinai
4.Soapapala di sekitar tanjung Nusaniwe dipimpin seorang Kapitan dari Luhu bergelar Risakotta.



Ketika Imperialisme barat menanamkan kekuasaanya di Ambon, kekuasan Lopulalan sebagai penguasa Uli Nusaniwe mulai melemah dan negeri-negeri bawahannya mulai melepaskan diri membentuk pemerintahan otonom. Negeri Seilale melepaskan diri dan membentuk negeri Seilale dipimpin oleh Raja Loppies (nama baptis Pattinai) dengan gelar Upu Latu pattinaelai. 


Sedangkan Ukuhuri dan Soapapala (sekarang : Waimahu, nama sebuah sungai di kampung ini ) membentuk suatu pemerintahan dalam negeri Latuhalat dipimpin oleh Raja Salhuteru (nama sebenarnya Latuhalat) dengan gelar Upu Latu Jorusana.


Meskipun demikian Seilale dan Ukuhuri-Soapapala tetap berada dalam suatu petuanan yang lazim disebut petuanan Silalatu [ Hal ini dilatarbelakangi Cerita Kenari Bongko - baca Hikayat Negeri Latuhalat, Ferymon 2003). Dengan terbentuknya negeri Seilale dan Latuhalat, maka negeri Nusaniwe hanya meliputi Ukuhener ( sekarang : Airlouw), Erie dan sebuah kampung kecil di selatan yang disebut Hatiari (=Pintu Kota) dipimpin oleh raja de Soiza (na
ma baptis
Lopulalan) dengan gelar Upu Latu Waihenna.




@di sadur dari karya ferymon M.

Soa Negeri Latuhalat

Ada 5 soa di latuhalat yang mana tiap soa di pimpin oleh seorang Kepala Soa 
adapun  soa soa tersebut :

 1. SOA LATU,
     Terdiri dari mata rumah
     Salhuteru, Latuhihin, Latuputy, Oppier, Angkota, Singaji,

 2. SOA TEHUWANY,
     Terdiri dari mata rumah
     Latumeten, Maulany, Satumalay, Singkeri, 

 3. SOA TOMAHUAT,
     untuk Mata rumah
     Lekatompessy,

 4. SOA PAPALA,
     Terdiri dari mata rumah
     Risakotta, Tuhusula, Leasa

 5. SOA TUTUWARONG,
     Terdiri dari  mata rumah
     Narua, Tuhumury, Soplantila, Mahulette, Nampasnea.

Sekedar tambahan setiap vam yg satu soa pasti dusunnya saling  bersipat.


Sabtu, 27 Oktober 2012

5 Jenis teman yang harus dihindari


5 Jenis teman yang harus dihindari

Reporter: Destriyana
Minggu, 28 Oktober 2012 13:28:00
5 Jenis teman yang harus dihindari Ilustrasi persahabatan. ©2012 Merdeka.com/Shutterstock

 
Semua orang tidak bisa hidup sendirian. Kita selalu membutuhkan bantuan orang lain, khususnya teman. Namun, memilih teman tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ada beberapa jenis teman yang harus Anda hindari. Berikut adalah lima jenis teman yang harus dihindari, seperti dilansir Boldsky.

1. Genit

Ketika masih lajang, Anda mungkin masih dapat bergaul dengan teman yang genit. Tetapi setelah menikah, pasangan Anda pasti merasa keberatan dengan persahabatan kalian. Kenapa? Karena dia tidak ingin Anda menjadi seperti teman Anda.

2. Pembohong

Anda mungkin tidak tahu kapan ia berbohong di hadapan Anda. Namun ketika ia melakukannya kepada orang lain, itu membuat Anda bisa mengenalnya dengan baik. Kebohongan dapat mempengaruhi loyalitas dan kepercayaan seseorang dan itu tidak dapat diterima dalam sebuah hubungan persahabatan.

3. Egois

Semua orang tentu memiliki sikap egois. Tetapi, teman yang egois hanya akan mementingkan keuntungan dari persahabatan, yang mereka jalani. Apakah mereka ada sewaktu Anda mengalami masa-masa terburuk dalam hidup? Kalau tidak, itu berarti mereka bukan teman yang patut dipertahankan.

4. Tukang gosip

Wanita memang suka bergosip, namun memiliki teman yang disebut ratu bergosip pasti sangat melelahkan. Setiap kali Anda bercerita tentang keluh kesah padanya, ia akan membocorkannya pada orang lain.

5. Friends with benefits

Friends with benefits sedang menjadi tren masa kini. Hubungan semacam ini biasanya dijalani oleh teman berlawanan jenis. Sebagian orang berpikir bahwa dengan begitu, mereka bisa menikmati cinta secara fisik dan menjalin persahabatan pada waktu yang bersamaan. Namun, ini hanya bersifat sementara dan tidak kekal. Lambat laun, Anda atau dia mungkin merasa bosan dan akhirnya memutuskan untuk berpisah.

Apakah Anda pernah memiliki jenis teman seperti di atas? Setujukah Anda bahwa mereka pantas untuk dihindari?

Oh ,, Facebook

Dunia yang semakin canggih manusia di manjakan dengan segala teknologi , boleh dikata apapun yang terjadi di ujung barat hanya dalam beberapa detik saja kita bisa mengetahui .
salah satu yang paling fenomenal yaitu  Facebook., facebook tumbuh menjadi satu medial sosial yang paling berpengaruh . contoh  temen sekolah yang puluhan tahun  tidak ketemu ternyata  bisa diketemukan, namun di lain sisi dacebook bisa menjadi media  penipuan yang dilakukan oleh oknum2 yang tidak bertanggung-jawab misalnya penjualan online.
kadang tak disangka facebook menjadi makcomblang  mempertemukan sepasang  sejoli yang tadinya tidak saling mengenal apalagi kalo tempat tnggal berbeda kota bahkan negara bisa berakhir di pelaminan., namun  tak sedikit pung gara2 facebook banyak yang gigit jari bahkan berakhir tragis, nyawa melayang hanya karena percaya sama laki2 yang tak jelas, .
Demikianlah suka duka berselancar didunia maya khususnya facebook, asyik namun harus tetap waspada .

Menjadikan fenomena Jokowi

Bias dari sepak terjang Jokowi sebgai gubernur daerah ibu kota sangat bagus apabila menjalar kesemua kepala daerah yang lain.